Taat memiliki arti yaitu tunduk dan patuh pada perintah
Allah serta menjauhi semua larangan-Nya. Aturan adalah tindakan atau perbuatan
yang harus dijalankan. Taat pada aturan agama telah ditetapkan oleh Allah SWT
kepada para Nabi dan Rasul yang tercantum dalam Al Qur’an :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ
كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ
تَأْوِيلًا
Artinya
:
“Wahai
orang-orang yang beriman taatilah
Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (Pemegang Kekuasaan) di
antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik
akibatnya.” (Q.S. An-Nisa/4: 59).
Q.S.
An-Nisa/4: 59 memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah SWT,
Rasulullah SAW dan Ulul Amri. Pengertian Ulul Amri ada di bawah, ada beberapa
pendapat.
1.
Abu Jafar Muhammad
Umara ahlul ilmi fiqh
artinya memiliki ilmu pengetahuan tentang fikih.
2.
Ahmad Mustafa
Bahwa ulil amri itu
adalah umara,ahli hikmah, ulama, pemimpin pasukan dan seluruh pemimpin lainnya.
3.
Al Mawardi
Memiliki 4 makna, yaitu :
- Umara : para pemimpin
- Ulama dan Fuhaqa
- Sahabat Rasullah
- Abu Bakar dan Umar
B. Membangun Kompetisi Dalam
Kebaikan
Mahasuci Allah yang telah menciptakan kita dengan sebaik-baiknya.
Sudahkan kita merenungkan kembali tujuan penciptaan kita ? Allah menciptakan
kita agar beribadah kepada-Nya sebagaimana firman Allah dalam QS surah Adz
Dzariat (51) ayat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah
kepada-ku”.
Secara umum kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang
patut diusahakan dan yang menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia yang
baik dan benar akan menuju pada kesempurnaan Ahlaq manusia itu sendiri. Apabila
manusia berbagi kebaikan kepada orang lain maka orang yang memberi dan yang
diberi akan merasakan kebahagiaan.
Setiap kebaikan memperoleh balasan yang lebih baik dari
sisi Allah SWT. Semoga kita dapat selamat dan termasuk dalam golongan
orang-orang yang mendapat balasan yang baik
Allah SWT telah memberikan pengarahan bahkan penekanan
kepada orang-orang yang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana
firmannya yang artinya :
وَأَنْزَلْنَا
إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ
وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا
تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا
مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً
وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا
الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya:
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan
menjaganya maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah
dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah
kamu semua kembali, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Q.S.
al-Māidah/5:48)
Pada Q.S.
al-Māidah/5:48 Allah SWT
menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan atau syariat. Syariat setiap
kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya.
Meskipun mereka
berbeda-beda, yang terpenting semuanya beribadah dalam rangka mencari rida Allah SWT,
atau berlomba-lomba dalam kebaikan.
C. Etos kerja
Etos Kerja merupakan totalitas
kepribadian diri serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini, dan
memberikan sesuatu yang bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan
meraih amal yang optimal (high performance).
Etos
kerja didefinisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang
sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan untuk memuliakan dirinya tetapi untuk
mendapatkan ilmu dan skill dalam dibidang pekerjaan
Apa yang kita lakukan terkadang diluar
rencana. Ada begitu banyak kejutan dalam hidup ini. Dalam segala kegiatan pasti
ada kategori :
a)
Penting
b)
Tidak penting
Diantara keduanya ada kategori “kurang
penting” inilah yang memungkinkan kita untuk menyusun skala prioritas,
kegiatan apa yang akan dan ingin kita kerjakan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kegiatan
yang sia-sia itu (mubah) membawa kerugian. Sebaliknya sesuatu yang bermafaat
membawa keuntungan. Sebagian besar orang tentu menginginkan keuntungan, bahkan
mungkin semua orang menginginkannya. Dengan memperoleh keuntungan , kita bisa
meraih manfaat darinya. Manfaat itu tidak akan diperoleh jika yang kita lakukan
adalah hal-hal yang “Tidak Penting”
Jangan sia-siakan waktu
luangmu untuk mendengarkan hal yang tidak penting dan memikirkan hal yang tidak
bermanfaat (mubah). Untuk menguatkan tekad dan semangat kerja , bangunlah
komitmen terhadap diri sendiri. Saat komitmen sudah terbangun, maka
laksanakanlah dengan disiplin. Tanpa disiplin kesuksesan tidak dapat diraih.
Ini berlaku dalam semua aspek kehidupan. Orang yang melakukan aktivitasnya
(bekerja, tugas, amanah, komitmen) tanpa disiplin sebaiknya bersiap memperoleh
kerugian.
Dalam al-Qur’an maupun hadis, banyak ditemukan
literatur yang memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi
dan melengkapi kebutuhan duniawi. Salah satu perintah Allah kepada umat-Nya
untuk bekerja terdapat
dalam Q.S. at-Taubah/9:105 berikut ini.
وَقُلِ
اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ
وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya : “Dan Katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan(Q.S. at-Taubah/9:
105).
Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Swt.
memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah Swt. pasti membalas semua yang
telah kita kerjakan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt. bahwa motivasi atau niat bekerja itu
mestilah benar.
Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa
cukup dengan melakukan “tobat” saja, tetapi harus dengan berusaha untuk melakukan amal ibadah yang lainnya, seperti menunaikan zakat,
membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan, menyegerakan untuk
mengerjakan sholat,
saling menasihati teman dalam hal kebenaran dan kesabaran, dan masih banyak
lagi usaha-usaha lain yang sangat terpuji. Semua itu dilakukan atas dasar taat
dan patuh kepada perintah Allah Swt. dan yakin bahwa Allah Swt. pasti
menyaksikan itu. Seperti yang tercantum pada QS Al Ashr (103) ayat 1-3
. وَالْعَصْرِ
. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْر
إِلَّا الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ
Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Ashr:1-3)
Ayat ini berisi
peringatan bahwa perbuatan mereka itu pun nantinya akan diperlihatkan pula
kepada rasul dan kaum muslimin lainnya kelak di hari kiamat. Demikian orang itu akan
melihat kebajikan dan kejahatannya yang mereka melakukan sesuai dengan amal dan
perbuatannya. Bahkan di dunia ini pun kita bisa saksikan bagaimana balasan dari
Allah SWT atas perbuatan orang yang berbuat kejahatan seperti pencuri, penipu,
pemerkosa, koruptor dan lain sebagainya.
Banyak berita tentang
perbuatan kejahatan manusia setiap hari. Ini menandakan bahwa di dunia pun
perbuatan buruk sudah diperlihatkan oleh Allah kepada kita sebagai peringatan.
D. Kesimpulan
Agama merupakan pondasi hidup setiap manusia, tanpa adanya agama
manusia tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Indonesia
merupakan negara dengan mayoritasnya umat muslim. Di Indonesia masing-masing
keyakinan mempunyai perlindungan hukum seperti yang tertera pada sila pertama
dari Pancasila berbunyi “Ketuhanan yang
Maha Esa”, jelas dan tidak diragukan lagi, setiap manusia pasti mempunyai hak
untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing.
Manusia
adalah makhluk yang beragama dan bernegara. Agama memberikan nilai-nilai moral,
moral yang memberikan pelajaran tentang tanggung jawab individu dan sosial
serta memberi petunjuk mencapai kebaikan setelah kematian. Sedangkan negara,
manusia mendapat ketertiban dan kenyamanan dalam kehidupan manusia.
Daftar Pustaka
v
-----------------------------------
1.
Al Qur’an dan terjemahnnya
2.
Buku Menjadi Bintang di
Langit karya Lestari Ummu Al Fatih
MANTAAABBBBBBBBB
BalasHapusMantull pak
BalasHapusAnjaymabar
BalasHapus