Breaking

Kamis, 30 November 2023

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

 


Didalam koneksi antar materi ini ini mengukur 3 (tiga) aspek yang terdiri dari:

 

A.      Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

Indikator:

Dalam refleksinya, CGP menyampaikan poin-poin berikut:

  1. 1.       pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh
  2. 2.       emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar
  3. 3.       apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
  4. 4.       apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
  5. 5.       keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Pada modul kali ini saya mendapatkan pengalaman untuk mempelajari materi yang sangat bagus sekali.  Disini saya mempelajari modul tentang coaching untuk supervisi akademik. Pada materi ini, saya diajarkan tentang apa itu coaching, alur coaching yang baik, serta manfaat dari coaching tersebut.

Awal saya mempelajari materi tentang coaching ini saya merasakan kebingungan yang sangat mengenai apa itu coaching, karena sejujurnya saya belum pernah tahu dan mengerti bagaimana cara melakukan coaching. Sempat timbul rasa khawatir dalam diri saya, apakah saya akan paham materi ini dengan baik. Namun saya percaya bahwa saya tidak sendirian dalam mempelajari modul ini, teman-teman yang lain pun saya rasa juga baru pertama kali mempelajari materi ini. Sehingga saya yakin bahwa mereka juga akan merasakan hal yang sama dengan saya. Setelah timbul rasa percaya dalam diri saya bahwa saya mampu untuk mempelajari modul ini dengan baik, timbul rasa optimis dalam hati saya. Dan akhirnya saya senang karena apa yang saya ragukan untuk paham akhirnya sedikit-sedikit menjadi paham dengan bimbingan fasilitator, pengajar praktik dan instruktur yang memberikan penguatan dalam pemahaman materi ini.

Yang sudah baik adalah saya mampu melakukan praktik coaching bersama teman2 CGP lain dengan mempraktekkan diri sebagai seorang coach, choacee ataupun observer baik via daring ketika ruang kolaborasi maupun luring dalam demonstrasi kontekstual.

Yang perlu diperbaiki dari diri saya adalah bagaimana saya mampu menyelam lebih dalam ketika melakukan identifikasi masalah pada choachee dan menyampaikan pertanyaan yang berbobot.

Keterampilan coaching memberikan saya pengalaman dan ilmu baru bagaimana menyelesaikan masalah yang ada pada orang lain tanpa harus menggurui dan membuatnya merasa malu. Tentunya ini akan bermanfaat sekali ketika nanti dipraktekkan ketika sebagai pemimpin pembelajaran dan bertindak sebagai supervisor akademik.

 

B.      Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

Indikator:

Dalam refleksinya, CGP menyampaikan analisis terkait topik dengan indikator sebagai berikut:

  1. 1.       memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh
  2. 2.       mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru
  3. 3.       menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)
  4. 4.       memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

 

Seringkali seorang guru merasa takut ketika akan dilakukan supervisi dalam pembelajaran sehingga kadang timbul perasaan dalam dirinya bahwa ini adalah penilaian yang membuat dirinya merasa tertekan ketika mengajar. Namun dalam coaching supervisi akademik seorang supervisor tidak akan lagi menjadi seorang yang menakutkan bagi seorang guru, melainkan menjadi mitra bagi dirinya sehingga proses pengembagan guru akan menjadi baik.

Coaching dalam supervisi akademik akan membuat guru memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya, dan melakukan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Proses coaching yang dilakukan akan menambah kemitraan antara guru dan supervisornya.

Tantangan yang mungkin dihadapi adalah bagaimana merubah mindset dalam diri kita dari menganggap supervisi sebagai sebuah penilaian menjadi supervisi menjadi sebuah pengembangan diri. Kemudian membuat Susana yang bersahabat dan adanya kemitraan antara atasan dan bawahan sehingga guru akan semakin berkembang.

Sulusinya adalah dengan melakukan sosialisi mengenai konsep coaching dalam supervisi akademik kepada rekan sejawat, atasan, komunitas belajar, MGMP, maupun yang lainnya melalui diskusi, berbagi praktik baik, video atupun modul yang bisa diakses oleh siapa saja.

 

C.       Membuat keterhubungan

Indikator:

Refleksi yang CGP buat memunculkan koneksi dari pembelajarannya dengan poin-poin berikut:

  1. 1.       pengalaman masa lalu
  2. 2.       penerapan di masa mendatang
  3. 3.       konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
  4. 4.       informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Sebelumnya saya belum tahu apa itu coaching, yang saya tahu coach adalah seorang pelatih dalam dunia olahraga. Pengalaman saya dalam supervisi akademik adalah hanya pada sebatas penilaian kinerja guru saja.

Yang akan saya lakukan adalah saya akan menerapkan prinsip coaching ini terhadap orang lain, baik teman ataupun siswa sehingga bisa mengembangkan potensi mereka lebih maksimal lagi.

Pada modul 2.1 saya mempelajari tentang pembelajaran berdiferensiasi yang mengakomodir kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan potensi dirinya, sedangkan pada modul 2.3 ini bertujuan memaksimalkan potensi diri dan juga menyelesaikan masalah yang ada dalam dirinya tersebut. Sedangkan pada modul 2.2 mempelajari tentang pembelajaran berbasis social emosional, yang salah satunya adalah kesadaran diri. Praktik mainfullness dapat diterapkan untuk mendukung kompetensi inti coaching, yakni adanya kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan melontarkan pertanyaan berbobot.

Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP adalah melalui Media Online terutama dari youtube.com, fasilitator, Pengajar praktik, teman CGP lain, maupun rekan guru penggerak yang sudah lulus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar