Breaking

Senin, 16 Maret 2020

Thoharoh (bersuci)


      1. Pengertian Thoharoh
Menurut  bahasa thaharah berarti “bersuci”. Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah adalah  mensucikan  diri, pakaian, tempat  dari segala kotoran (najis)  dan hadas, baik itu hadas besar maupun hadas kecil sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat islam.
Thaharah merupakan kedudukan yang paling utama dalam beribadah. Apabila seseorang sudah bisa memahami thaharah maka sangat mudah ia untuk beribadah kepada Allah. Akan tetapi jika seseorang belum memahami tentang thaharah maka sungguh ibadahnya tidak sah. Karena setiap orang yang akan melakukan shalat, diwajibkan terlebih dahulu bertaharah (bersuci). Seperti berwudhu, bertayamum atau mandi.  Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat : 6
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air  (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia (Allah) hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (QS. Al-Maidah: 6).

       2. macam-macam thoharoh
a.       thoharoh zahir .
(a)    thaharah dari khabats (kotoran yang tampak) atau disebut juga dengan najis ‘ainy/hissy, dan (b) thaharah dari hadats (keadaan yang dihukumi oleh syariat sebagai sifat tidak suci) yang disebut juga najis hukmy/maknawy. Kedua kotoran ini (Khabats dan hadats) masing-masing memiliki pembagian dan cara membersihkannya.
Khabats memiliki tiga pembagian yaitu: (a) Mughallazhah (berat), seperti liur babi dan anjing) dibersihkan dengan air tujuh kali, dan salah satunya dengan tanah. (b) Mutawassithah (sedang), seperti kotoran manusia, dibersihkan dengan air sampai hilang warna dan baunya. (c) Mukhaffafah (ringan), seperti air kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun kecuali dari susu ibunya. Cara membersihkannya cukup dengan memercikkan air di atasnya.
Adapun hadats mempunyai dua pembagian yaitu (a) hadas kecil yang dihilangkan dengan berwudhu dan (b) hadas besar (junub, dan haid dan nifas) yang dihilangkan dengan ghusl (mandi wajib). Saking pentingnya kedua thaharah ini Allah menjadikannya menjadi syarat sahnya ibadah yang paling pokok dalam dalam islam yaitu shalat.
Tentang penampilan yang bersih dan baik, Islam tidak melalaikannya, bahkan menyebutnya sebagai fitrah manusia. Rasulullah saw menyabdakan bahwa ada lima hal yang merupakan fitrah manusia yaitu: memotong kuku, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan memanjangkan jenggot. Jika kita memperhatikan semua fitrah itu dengan seksama, tiada lain menunjukkan fitrah kebersihan yang diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya. Selain itu, beliau juga mesyariatkan kepada umatnya untuk selalu menjaga kebersihan gigi. Rasulullah menyeru umatnya untuk melakukan siwak (sikat gigi) setiap hendak melakukan ibadah shalat. Bahkan sampai akhir hayat, ketika Rasulullah menghadapi skaratul maut, beliau sempat-sempatnya bersiwak. Tidakkah semua itu mengisyaratkan betapa Islam sangat mementingkan kebersihan dan kesucian? Indahnya, bahwa Islam tidak hanya menjadikan semua itu sebagai amalan bisa, tetapi menjadikannya ibadah yang apabila dilaksanakan akan berpahala. Rasulullah saw bersabda, “as-siwâku math·haratun li ‘l-fami wa mardhâtun li ‘r-Rabb.” (HR. Bukhari) (Siwak adalah kebirsihan bagi mulut dan keridhaan di sisi Allah)

b. Sedangkan thaharah batin juga ada dua macam yaitu:
(a) Thaharah amal perbuatan dari dosa dan maksiat, baik dosa besar maupun dosa kecil. Dosa besar seperti dosa-dosa besar yang disebutkan Nabi saw yaitu, perbuatan syirik, membunuh manusia dengan jalan yang tidak benar, sihir, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, berbuat zina, durhaka kepada orang tua, mencuri, menuduh perembuan baik-baik berzina, lari dari medan pertempuran dan sebagainya. Dosa kecil seperti melalaikan tugas dan kewajiban, menyia-nyikan waktu, berkata yang tidak bermanfaat dan tidak baik dengan sengaja, memandang kepada hal-hal yang diharamkan, suka membicarakan dan mendengar aib orang lain, tidak proporsional dalam memberikan hak-hak orang, suka berbicara atau berbuat kasar yang menyakiti hati orang lain dan sebagainya. Cara membersihkan semua itu adalah dengan bertaubat dan menggantinya dengan amal shalih. Allah berfirman, “Inna ‘l-hasanât yudzhibna ‘s-sayyi’ât.”  (Sesungguhnya perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan buruk)
(b) Thaharah dari aib dan penyakit hati, seperti riya’ dan ‘ujub dalam melaksanakan kebaikan (tidak ikhlas karena Allah), sombong, dengki terhadap kebahagiaan orang lain, khianat terhadap kepercayaan yang diberikan, tidak merasa takut kepada Allah dan meremehkan perintah dan larangannya, tidak bersyukur kepada nikmat-Nya, tidak bersabar terhadap cobaan-Nya dan sebagainya, tidak ridha dengan qadha’ dan qadar-Nya, dan sebagainya. Cara membersihkannya adalah dengan bertaubat sebagaimana firman Allah di atas (Innallâha yuhibbu ‘t-tawwâbîn…) dan menyempurnakan ibadah hati seperti ikhlas, ridha, khauf, roja’ syukur, sabar, tawakkal, mahabbatullah dan sebagainya.
Rasulullah saw bersabda, “At-Thuhûr syathru ‘l-îmân.” (kesucian adalah setengah dari iman). Tidakkah kita memperhatikan betapa tinggi makna ungkapan Rasulullah di atas? Iman adalah segala-galanya bagi orang muslim, dan setengah dari iman itu adalah kesucian. Hal ini menunjukkan betapa istimewanya kedudukan thaharah dalam Islam. Dan jelas bahwa kesucian yang dimaksud bukan hanya kesucian jasmani tetapi juga kesucian rohani.

3.      Syarat wajib thaharoh
Syarat-syarat wajib thaharah bagi orang yang hendak melakukan shalat ada 10, yaitu :
1.      Islam
2.      Baligh
3.      Berakal
4.      Berhentinya darah dari haid atau nifas
5.      Telah masuk waktu sholat
6.      Tidak tidur
7.      Tidak lupa
8.      Tidak terpaksa
9.      Adanya air atau debu
10.  Dapat melakukan sesuai dengan kemampuan

Alat-alat yang dapat digunakan untuk bersuci :
1.      Air
2.      Tanah/debu yang suci
3.      Batu untuk istinja

4.      Hikmah diyariatkannya thaharoh
a.   bersuci merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia. Manusia memiliki kecenderungan alamiah untuk hidup bersih dan menghindari sesuatu yang kotor dan jorok. Karena Islam adalah agama fitrah maka ia pun memerintahkan hal-hal yang selaras dengan fitrah manusia.
b.      menjaga kemulian dan wibawa umat Islam. Orang Islam mencintai kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman. Islam tidak menginginkan umatnya tersingkir atau dijauhi dari pergaulan lantaran persoalan kerbersihan. Seriusnya Islam soal perintah bersuci ini menunjukkan komitmennya yang tinggi akan kemuliaan para pemeluknya.
c.     menjaga kesehatan. Kebersihan merupakan bagian paling penting yang memelihara seseorang dari terserang penyakit. Ragam penyakit yang tersebar umumnya disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Karena itu tidak salah pepatah mengungkapkan, "kebersihan adalah pangkal kesehatan".
Anjuran untuk membersihkan badan, membasuh wajah, kedua tangan, hidung, dan kedua kaki, berkali-kali saban hari relevan dengan kondisi dan aktivitas manusia. Sebab, anggota-anggota tubuh itu termasuk yang paling sering terpapar kotoran.
d.      menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah: tidak hanya bersih tapi juga suci. Dalam shalat, doa, dan munajatnya, seorang hamba memang seyogianya suci secara lahir dan batin, bersih jasmani dan rohani, karena Allah yuhhibbut tawwâbîna yayuhibbul mutathahhirîna (mencintai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri).

KESIMPULAN

Menurut  bahasa thaharah berarti “bersuci”. Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah adalah  mensucikan  diri, pakaian, tempat  dari segala kotoran (najis)  dan hadas, baik itu hadas besar maupun hadas kecil sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat islam.
Thaharoh terbagi menjadi dua macam, yaitu 1. thaharoh zahir 2. thaharoh batin.
Hikmah diyariatkannya thaharoh yaitu :
1.      bersuci merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia.
2.      menjaga kemulian dan wibawa umat Islam.
3.      menjaga kesehatan.
4.      menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar